10 Bank tertua di Indonesia
Perbankan di Indonesia memiliki sejarahnya masing-masing. Ada yang bertahan untuk terus tumbuh, ada pula yang hilang ditelah zaman. Namun, dari 120 bank yang di Indonesia saat ini, rata-rata lahir di era 1980-an, manakala pemerintah mengeluarkan Paket Oktober (Pakto), yang memudahkan pendirian bank. Memasuki masa krisis 1997-1998, bank-bank tersebut tak sedikit pula yang terlikuidasi. Namun, masih ada bank yang mampu bertahan sejak masa penjajahan Belanda hingga kini. Siapa saja mereka? Rully Ferdian
1. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk: Tahun 1895
PT Bank Rakat Indonesia Tbk. (BRI) menjadi bank tertua di Indonesia, yang didirikan pada 16 Desember 1895 oleh Raden Aria Wirjaatmadja, di Purwokerto, Jawa Tengah. Awal didirkan bank ini diberi nama Hulpen Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kamum Priyayi, berkebangsaan Indonesia atawa pribumi.
Setelah masa kemerdekaan, BRI menjadi bank pertama miliki pemerintah. Hal ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1946 Pasal 1 yang menegaskan BRI menjadi bank milik pemerintah. Kini, BRI menjadi salah satu terbesar milik pemerintah, bahkan jumlah nasabahnya pun tercatat yang paling banyak di antara bank-bank sekelasnya.
2. PT Bank Tabungan Negara Tbk: Tahun 1897
Tahun 1897 merupakan awal berdirinya PT Bank Tabungan Negara (BTN) yang saat itu disebut Postspaarbank. Pada 1950, namanya berubah menjadi Bank Tabungan Pos dan kembali berganti menjadi Bank Tabugan Negara pada 1963.
BTN mencatatkan saham perdanaya pada 17 Desember 2009 di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan merupakan bank pertama di Indonesia yang melakukan sekuritisasi aset melalui pencatatan transaksi Kontrak Investasi Kolektif-Efek Beragunan Aset (KIK-EBA). Bank milik pemerintah ini kini menguasai pangsa pasar Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).
3. PT Bank Saudara Tbk: Tahun 1906
PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. pertama kali didirikan pada 1906 dengan nama Vareeniging Himpoenan Soedara oleh para saudagar batik dan kulit di Bandung, Jawa Barat. Pada 1912, Vareeniging Himpoenan Soedara mengajukan permohonan pengesahan sebagai badan hukum yang dikabulkan dengan pengesahan Anggaran Dasar berdasarkanGovernment Besluit No. 33 tanggal 4 Oktober 1913.
Pada 15 Juni 1974, Perkumpulan Himpunan Saudara secara formal legar dibubarkan dan pada saat yang bersamaan didirikan PT Bank Tabungan Himpunan Saudara (HS) 1906. Pada 1992, PT Bank Tabungan Himpunan Saudara (HS) 1906 berubah menjadi PT Bank HS 1906. Pada 2006, PT Bank Himpunan Saudara 1906 merubah nama panggilan (call name) menjadi Bank Saudara, dan pada saat yang saat Bank Saudara mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI)
4. Bank QNB Kesawan Tbk: Tahun 1913
Adalah Khoe Tjin Tek dan Owh Chooi Eng mendirikan NV Chunghwa Shangyeh (The Chinese Trading Company Limited) di Medan, Sumatera Utara, pada 1913. Sebagai pendiri Khoe Tjin Tek dan dan Owh Chooi Eng bertindak masing-masing sebagai Direktur Utama dan Komisaris Utama. NV Chunghwa Shangyeh bergerak dalam bidang simpan pinjam keuangan selain juga bergerak di bidang perdagangan umum.
Setelah kemerdekaan pada 1958 NV Chunghwa Shangyeh resmi melakukan kegiatan sebagai Bank Umum dan pada 1962 bentuk usaha berganti menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Bank Chunghwa Shangyeh.
Pada 1965, PT Bank Chunghwa Shangyeh berganti nama menjadi PT Bank Kesawan dan untuk lebih memantapkan posisi bank maupun pengembangan usaha yang lebih baik, Kantor Pusat Bank Kesawan hijrah ke Jakarta pada 1990.
Pada 2010 silam, Qatar National Bank (QNB), lembaga keuangan di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, mengakusisi Bank Kesawan, dan pada 27 Desember 2011, berganti nama menjadi PT Bank QNB Kesawan Tbk.
5. PT Bank OCBC NISP Tbk: Tahun 1941
Bank OCBC NISP (dikenal dengan nama Bank NISP) didirikan pada 4 April 1941 di Bandung, Jawa Barat, dengan nama NV Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank. Bank ini resmi menjadi bank komersial pada 1967, bank devisa pada 1990 dan menjadi perusahaan publik di BEI pada 1994.
Pada akhir 1990-an, Bank OCBC NISP berhasil melewati krisis keuangan. Reputasi ini menarik perhatian International Finance Corporation (IFC), bagian dari Grup Bank Dunia, yang kemudian menjadi pemegang saham pada 2001-2010.
OCBC Bank-Singapura yang kemudian menjadi pemegang saham Bank OCBC NISP dan akhirnya menjadi pemegang saham pengendali melalui serangkaian akuisisi dan penawaran tender sejak 2004. OCBC Bank-Singapura saat ini memiliki saham sebesar 85.06% di Bank OCBC NISP.
6. PT Bank Negara Indonesia Tbk: Tahun 1946
Berdiri sejak 1946, PT Bank Negara Indonesis Tbk (BNI) merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah Indonesia. BNI mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan pemerintah, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya.
Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional.
Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada 1949, pemerintah membatasi peranan BNI sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. BNI lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri.
7. PT Bank CIMB Niaga Tbk: Tahun 1955
Berdiri pada 26 September 1955 dengan nama Bank Niaga. Pada dekade awal berdirinya, fokus utama adalah pada membangun nilai-nilai inti dan profesionalisme di bidang perbankan. Bank Niaga menjadi perusahaan terbuka di BEI dan Bursa Efek Surabaya (kini Bursa Efek Indonesia/BEI) pada 1989.
Pemerintah Indonesia pernah menjadi pemegang saham mayoritas Bank CIMB Niaga saat terjadinya krisis keuangan 1997-1998. Pada November 2002, Commerce Asset-Holding Berhad (CAHB), kini dikenal luas sebagai CIMB Group Holdings Berhad (CIMB Group Holdings), mengakuisisi saham mayoritas Bank Niaga dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
Pada Agustus 2007 seluruh kepemilikan saham berpindah tangan ke CIMB Group sebagai bagian dari reorganisasi internal untuk mengkonsolidasi kegiatan seluruh anak perusahaan CIMB Group dengan platform universal banking.
Dalam transaksi terpisah, Khazanah yang merupakan pemilik saham mayoritas CIMB Group Holdings mengakuisisi kepemilikan mayoritas LippoBank pada 30 September 2005. Seluruh kepemilikan saham ini berpindah tangan menjadi milik CIMB Group pada 28 Oktober 2008 sebagai bagian dari reorganisasi internal yang sama.
8. PT Bank Mestika Dharma: Tahun 1955
Bank yang didirikan di Medan, Sumatera Utara, pada 1955 ini merupakan bank umum swasta devisa, yang kini fokus pada usaha ritail banking yang membiayaai UMKM. Sejak berdiri hingga kini, Bank Mestika masih berkantor pusat di Medan, Sumatera Utara, dan memiliki 10 kantor cabang, 39 unit kantor cabang pembantu, dan 6 kantor kas, yang tersebar di daerah Sumatera, serta beberapa di Jakarta dan Surabaya.
9. PT Bank Danamon Indonesia Tbk: Tahun 1956
Danamon didirikan pada 1956 dengan nama Bank Kopra Indonesia. Pada 1976, nama tersebut kemudian diubah menjadi PT Bank Danamon Indonesia. Pada 1988 Danamon menjadi bank devisa dan setahun kemudian mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di BEI. Pada 1999, pemerintah melalui BPPN melakukan rekapitulasi sebesar Rp32,2 triliun dalam bentuk obligasi pemerintah.
Sebagai bagian dari program restrukturisasi, pada tahun yang sama PT Bank PDFCI, sebuah BTO (Bank Take Over) yang lain, dilebur menjadi bagian dari Danamon. Kemudian pada 2000 delapan BTO lainnya (Bank Tiara, PT Bank Duta Tbk, PT Bank Rama Tbk, PT Bank Tamara Tbk, PT Bank Nusa Nasional Tbk, PT Bank Pos Nusantara, PT Jayabank International dan PT Bank Risjad Salim International, dilebur ke dalam Danamon.
10. PT Bank Central Asia Tbk: Tahun 1957
Pada 1955, NV Perseroan Dagang Dan Industrie Semarang Knitting Factory berdiri sebagai cikal bakal PT Bank Central Asia Tbk (BCA). BCA mulai beroperasi sebagai anak usaha Semarang Knitting Factory pada 21 Februari 1957, dan berkantor pusat di Jakarta.
Dalam buku Beyond Banking: Menguak Sukses BCA dalam Perbankan Konsumer di Indonesia, yang ditulis Hermawan Kartajaya dan Stephen Liestyo, dituliskan, BCA pada awalnya didirikan sebagai perusahaan tekstil yang berlokasi di Semarang dengan nama NV Perseroan Dagang dan Industrie Semarang Knitting Factory, pada 10 Agustus 1955.
Modal BCA saat itu sebesar Rp1.050.000 dengan jumlah pemegang saham empat orang, yaitu Goenardi (54,70%), Soewandi (20%), Aminah Lubis (20%) dan Raden Aju Sofijah (5,30%).
Kemudian, pada 21 Februari 1957, BCA resmi menjadi sebuah bank, ketika perusahaan ini merubah namanya menjadi Bank Central Asia NV dan menempati lokasi di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Barat. Tanggal 21 Februari itulah yang kini resmi dianggap tanggal kelahiran BCA. (*)
Komentar
Posting Komentar